Dari Abu Musa r.a, Rasullah saw. Bersabda,” Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti jeruk manis,baunya harum,rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti Kurma, Tidak harum tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti bunga yang harum, baunya harim tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti pare,tidak berbau dan rasanya pahit.” (Bukhori,Muslim,Nasa’i,At-tirmidzi)
Faedah
Maksud hadits di atas adalah menunjukan perbandingan antara sesuatu yang abstrak dengan yang nyata, sehingga dapat lebih mudah di bedakan antara orang yang membaca Al-Qur’an dengan yang tidak membacanya. Padahal jelas bahwa kelezatan tilawat Qur’an jauh lebih lezat dari apapun yang ada di dunia ini, seperti jeruk dan kurma, tetapi banyak rahasia di balik Tamsil hadits di atas yang menjadi saksi terhadap ilmu Nubbuwwah dan keluasan pemahaman Nabi saw. Misalnya : jeruk mengharumkan mulut,menguatkan pencernaan,membersihkan lambung,dan sebagainya. Semua manfaat itu secara khusus juga di hasilkan oleh membaca Al-Qur’an, yaitu mewangikan mulut,membersihkan batin. Dan menurut riwayat Ali r.a dalam kitab Al-Ihya di sebutkan bahwa tiga hal dapat menguatkan ingatan :
1. Bersiwak
2. Puasa
3. Membaca Al-Qur’an
Dalam penutup hadits di atas, dalam riwayat Abu Dawud di sebutkan bahwa sahabat yang baik adalah seperti penjual minyak kasturi. Meskipun tidak memiliki kasturi, jika berdekatan dengannya akan mendapatkan wangiya. Sahabat yang buruk adalah seperti pandai besi. Meskipn tidak terkena apinya, jika berdekatan dengannya akan terkena asapnya. Oleh karena itu sangatlah penting untuk di perhatikan siapakah sahabat dan teman bergaul kita.
0 komentar:
Posting Komentar