radio streaming

Sabtu, 19 November 2011

HAK ORANG TUA

Dari Abul Qasim abdurahman ibn Muhammad asy syamadzi, dari fariz ibn marduwaih, dari Muhammad ibn al fadhl al –abid, dari sulaiman at-taimi, dari sa’id ibn mas’ud dari ibn abbas r.a berkata,” Tidak ada seorang mukmin yang mempunyai orang tua dan pada waktu pagi ia berbuat baik kepada orang tuanya itu, melaikan allah swt membukakan dua pintu surga baginya dan allah tidak ridho kepadanya, jika salah satu dari kedua orang tuanya murka kepadanya .” Ada seseorang bertanya,” walaupun orang tuanya itu orang yang zholim?” ia menjawab,”Meskipun orang tuanya itu orang yang zholim.” Dari abul Qasim, dari faris dari Muhammad ibn fadhl, dari ubaidillah ibn musa, dari sufyan ibn juraij, dari atha’ bahwa nabi musa a.s berkata,” Wahai tuhanku, berilah aku wasiat.” Allah swt berfirman,” aku berwasiat supaya kamu selalu berbakti kepada ku.” Nabi musa a.s berkata,” berilah aku wasiat.” Allah berfirman,” aku berwasiat supaya kamu selalu berbakti kepada ibumu.” Nabi musa a.s berkata,”berilah saya wasiat.” Allah berfirman.” Aku berwasiat supaya kamu selalu berbakti kepada ayahmu.”
                Di riwayatkan dari Abdullah ibn umar r.a Ia berkata:” Ada seseorang datang kepada nabi saw. lantas berkata.” Sesungguhnya saya ingin jihad.” Beliau bertanya.” Apakah orang tua kamu masih hidup?” ia menjawab.” Ya “ beliau bersabda.” Layanilah kedua orang tuamu itu sebagai jihad.”
Hadits tersebut menjelaskan bahwa, berbakti kepada orang tua lebih utama dari pada berjihad di jalan allah ta’ala. Sebab nabi saw. Mencegah orang yang datang kepadanya itu untuk berjihad dan sebagai gantinya ia di suruh mengurusi orang tuanya. Dengan demikian seseorang tidak boleh keluar untuk berjihad untuk berjihad di jalan allah jika kedua orang tuanya tidak mengizinkannya. Selama panggilan jihad itu tidak umum, maka taat lah kepada kedua orang tua lebih utama dari pada keluar untuk berperang.
                Bahz ibn hakim meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata: “Saya bertanya.” Wahai Rasulullah, siapa kah orang yang harus saya perlakukan dengan baik?.” Beliau menjawab.” Ibumu.” Aku bertanya kembali.” Kemudian siapa?.” Beliau menjawab.” Ibumu.” Saya bertanya.” Kemudia siapa?.” Beliau menjawab.” Ayahmu.” Kemudian kerabat dekat, kemudian kerabat dekat.” Dari abul Qasim, dari abu faris ibn marduwaih, dari Muhammad ibn fadhl, dari ashram ibn hausyah, dari isa ibn Abdullah, dari Zaid ibn ali, dari ayahnya, dari kakeknyanya rasulullah saw bersabda:” Seandainya allah mengetahui ada kata yang lebih ringan dari pada kata ‘AH’ sebagai bentuk kedurhakaan terhadap orang tua, niscaya allah akan melarangnya, orang yang durhaka kepada orang tua itu boleh berbuat apa saja yang ia inginkan, tapi ia tidak akan masuk syurga. Dan orang berbakti kepada orang tua itu boleh melakukan apa saja yang ia inginkan dan tidak akan masuk neraka.” Meskipun seandainya allah ta’ala tidak menyebutkan didalam kitabnya tentang kewajiban berbakti kepada orang tua tetapi secara akal sehat saja tentu berbakti kepada keduanya itu memang wajib. Orang yang akalnya sehat tentu mengetahui bagaiman berbakti kepada kedua orang tua dan menunaikan hak-hak orang tua, apalagi Allah ta’ala telah menyebutkan di dalam semua kitabnya, baik dalam Taurat,Zabur,Injil maupun Al-Qur’an. Allah ta’ala telah mewahyukan kepada semua nabi untuk berbakti kepada orang tua,mengetahui hak  keduanya, serta menjadikan keridhoannya tergantung kepada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaannya tergantung kepada kemurkaan kedua orang tua. Dari Abdullah ibn amr ibn ash r.a bahwa nabi saw bersabda.” Keridhoan allah tergantung kepada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.”(hadits at-tirmidzi) shohih menurut ibnu hibban dan hakim.
Diriwayatkan bahwa ada beberapa ayat yang di turunkan bergandengan. Allah tidak akan menerima yang satu tanpa di barengi gandenganya. Ayat pertama :

92. dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (q.s Al-maidah:92)
                
                Barang siapa taat kepada allah tetapi ia tidak mentaati rasullah maka ketaatannya kepada allah tidak akan terima.


14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(q.s Al-Luqman :14)

                Barangsiapa bersyukur kepada allah, tetapi jika ia tidak bersyukur kepada kedua orang tuanya, maka syukurnya allah tidak akan diterima.
                Rasulullah saw. Bersabda: “ sesungguhnya laknat kedua orang tua itu memutuskan asal anak apabila anak itu durhaka kepada keduanya. Barang siapa merasa senang kepada orang tuanya, maka berarti ia merasa senang kepada dzat penciptanya, dan barangsiapa marah kepada orang tuanya maka berarti ia marah kepada dzat penciptanya. Barang siapa mendapatkan orang tua atau salah satu di antara keduanya tapi ia tidak berbuat baik kepada keduanya, maka ia masuk neraka, lantas allah menjauhkannya dari rahmatnya.
                Dari farqad As-Sinji, ia berkata,”Saya membaca dalam sebagian kitab, bahwa seorang anak tidak pantas berbicara di depan ibu bapaknya, kecuali atas izin dari keduanya. Ia tidak pantas bejalan di depan,di samping kanan ayau kirinya, kecuali jika kedua orang tuanya memanggilnya lantas ia memenuhi panggilan itu. Ia harus berjalan di belakang orang tuanya, sebagaimana seorang budak yang berjalan di belakang tuannya.
                Di ceritakan bahwa ada seorang datang kepada Nabi saw lantas berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku mengigau di tempatku kemudian aku memberinya makan dan minum dengan tanganku, serta mewudhuinya dan mengangkatnya di atas bahuku, maka apakah yang demikian itu berarti aku membalasnya? Beliau bersabda,”Belum,belum satu persenpun.Bahkan kamu berbuat baik dan allah akan memberi pahala yang banyak amalanmu yang sedikit itu.”
                Hisyam ibn urwah meriwayatkan dari ayahnya, ia berkata,” di dalam hikmah tertulis:” terkutuklah orang yang mengutuk ayahnya, terkutuklah orang yang mengutuk ibunya,terkutuklah orang yang menjauhkan diri dari jalan kebeneran atau menyesatkan orang buta.terkutuklah orang yang menyembelih hewan tidak menyebutallah terkutuklah orang lain,sehingga seolah olah ia mengutuk langsung ayah atau ibunya.
Dari Abdullah ibn amr ibn ash r.a bahwa Rasulullah saw bersabda.” Termasuk dosa besar ialah seseorang yang memaki orang tuanya,” ada seseorang yang bertanya,” adakah seseorang yang akan memaki orangtuanya.” Beliau bersabda.” Ya, ia memaki ayah orang lain,lalu orang lain itu memaki ayahnya dan ia memaki ibu  orang lain, lalu orang lain itu memaki ibunya.” (muttafaq alaih)
Dari abbas dari anas ibn malik r.a berkata.” Pada masa Rasulullah saw. Ada seorang pemuda bernama Alqamah. Ia sangat rajin beribadah dan banyak bersedekah. Ia menderita sakit keras,lantas istrinya mengutus seseorang kepada Rasulullah saw untuk mengatakan,” suamiku sedang sakit keras menghadap sakartul maut,maka aku ingin memberitahukan keadaanya kepada rasulullah saw.” Rasullah saw kemudian bersabda kepada bilal,ali,salman,dan ammar,” Pergilah kamu ke rumah alqomah dan lihatlah bagaimana keadaanya,” Mereka pun pergi ke rumah Alqomah dan sesampainya di sana mereka langsung menuntunnya supaya mengucapkan “Laa Ilaaha illallah.” Akan tetapi lidah alqamah seolah-olah kaku. Ketika para sahabat itu yakin tidak lama lagi alqomah akan wafat,maka mereka mengutus bilal untuk membertahukan hal ini kepada Rasulullah saw. Rasullah saw bertanya.” Apakah ia masih mempunyai ayah dan ibu?’ beliau mendapat jawaban” Ayahnya sudah wafat, dan ia mempunyai ibu yang sangat tua.” Beliau bersabda,” wahai bilal,datanglah kepada ibu alqamah,sampaikanlah salamku untuknya, dan katakana kepadanya,” Jika kamu mampu berjalan maka datanglah kepada Rasulullah saw, dan jika tidak mampu, maka tunggulah sampai rasulullah saw. Datang kepadamu.” Kemudian bilal berangkat dan memberitahukan maksud kedatangannya itu. Ibu alqomah pun berkata,” Saya lebih layak mendatangi Beliau.” Kemudian ia mengambil tongkat dan berjalan hingga tiba dan masuk kerumah Rasulullah saw. Setelah mengucapkan salam dan beliaupun membalas ucapan salamnya, ia duduk di hadapan Rasulullah saw. Lantas beliau bertanya.” Katakan dengan jujur kepadaku karena jika kamu berbohong, niscaya akan turun wahyu dari Allah ta’ala kepada ku. Bagaimana keadaan alqomah?” ia menjawab,” yaa Rasulullah, dia rajin sholat,puaa,dan sedekah sehingga sulit mengetahui banyaknya. Nabi saw bertanya,” lalu bagaimana hubunganmu dengan dia.” Jawabnya.” Aku sangat marah padanya,” beliau bertanya,” Kenapa demikian?.” Ia menjawab.” Karena dia lebih mengutamakan istrinya dari pada aku. Dalam banyak hal ia patuh pada istrinya dan durhaka kepada saya.” Kemudian Rasulullah saw bersabda.” Kemurkaan ibunya itulah yang mengunci lidahnya untuk mempersaksikan bahwa tiada tuhan selain allah.” Kemudian  beliau bersabda kepada bilal,” pergi dan kumpulkan lah kayu sebanyak-banyaknya unntuk membakar alqomah.” Dan ia berkata.” Ya Rasulullah,anaku,buah hatiku, akan engkau bakar dengan api di hadapanku? Betapa berat persaan hatiku?.” Rasulullah saw, lalu bersabda kepadanya.” Wahai ibu alqomah, siksaan allah itu lebih berat dan lebih kekal. Apabila kamu ingin agar allah mengampuninya,maka relakanlah dia. Demi dzat yang jiwaku berada di gegamannya, sholat dan sedekah yang ia kerjakan itu tidak ada manfaat baginya selama kamu murka kepadanya.” Kemudian ibu alqomah mengangat kedua tangannya dan berkata,” Ya Rasulullah, saya mempersaksikan kepada Allah di langit dan engkau wahai Rasulullah serta orang yang berada di sini bahwa aku telah merelakan anakku alqomah.” Rasulullah saw bersabda,”Wahai bilal lihatlah apakah Alqomah telah mampu mengucapkan Laa ilaaha ilaallah, Karena siapa tahu ibu Alqomah mengucapkan tidak setulus hati karena malu kepada rasulullah saw, Kemudian bilalpun pergi ke rumah alqomah dan ketika sampai di pintu rumahnya ia mendengar alqomah sedang mengucapkan Laa ilaaha ilaallah. Setelah bilal masuk kedalam rumah ia berkata.” Ketahuilah wahai orang orang. Sesungguhnya kemurkaan ibu alqomah itulah yang menghalangi lisannya untuk mengucapkan syahadat dan sesungguhnya kerelaan ibunya itu telah melepas lidahnya(sehingga bisa mengucapkan syahadat.” Maka pada hari itu pula alqomah wafat dan Rasulullah saw datang kesana lalu memeritahkan untuk memandikan serta mengkafani, lalu beliau menyolatkannya. Sewaktu berada di tebing kuburnya, beliau berdiri dan bersabda,” wahai orang-orang muhajirin dan anshor, barang siapa yang mengutamakan istrinya daripada ibunya. Maka ia mendapatkan laknat allah, Serta ibadah ibadah fardhu dan sunnahya tidak di terima.”


Diriwayatkan dari ibnu abbas r.a bahwa dalam menfsirkan ayat  Q.s Al isra  23-24:


23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia
.
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".


 Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Ibnu abbas menjelaskan, bahwa yang di maksud kita harus berbakti kepada kedua orang tua adalah, kita harus selalu berbuat baik dan lemah lembut kepada orang tua, kita harus berbuat baik dan lemah lembut kepada orang tua, apabila keduanya atau salah satunya telah renta, jangan sekali kali mengtakan “AH”, artinya jangan sampai mengucapkan kata yang bisa menyakitkan hati. Jika orang tua kita sudah jompo dan memerlukan bantuan untuk buang air, maka jangan merasa enggan atau memasang muka masam di dalam melayani orang tua kita. Ingatlah, bahwa keduanya telah berupaya membesarkan kita dengan susah payah. Kita harus selalu bersikap sopan terhadap keduanya dan berbicara dengan lemah lembut, serta mendoakan keduanya terutama selesai sholat.


Bahwa orang tua mempunyai sepuluh hak yang harus di penuhi anaknya yaitu:
1.       Apabila orang tua membutuhkan makanan maka anaknya memberikan makanan kepadanya
2.       Apabila orang tua membutuhkan pakaian, maka anak memberikan pakaian kepadanya, selagi   anak itu mampu
3.       Apabila orang tua membutuhkan pelayanan, maka anaknya harus melayani
4.       Apabila orang tua memanggil anaknya, maka anaknya harus menjawab dan datang kepadanya
5.       Apabila orang tua memerintahkan sesuatu, maka anaknya harus mematuhinya, selama tidak memerintakan berbuat maksiat
6.       Anak tidak boleh memanggil nama orang tua
7.       Anak harus bicara yang sopan dan lemah lembut tidak boleh bicara yang kasar kepada keduanya
8.       Anak jalan di belakang orang tuanya
9.       Anak harus menyenangi apa yang menjadi kesenangan orang tua dan menjauhkan diri dari apa yang di benci orang tua
10.    Anak mendoakan / memohon ampun selam orang tuanya masih muslim(seiman)

Allah menceritakan tentang nabi Nuh a.s yang berdoa :
28. Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". (q.s Nuh ayat :28)

Demikian pula nabi Ibrahim a.s:
40. Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.
41. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".(q.s Ibrahim :40-41)
               
       Tidak suka mendoakan kedua orang tua bias menyebabkan sempitnya rezeki bagi si anal.” Apakah mungkin seseorang dapat menyenangkan kedua orang tua setelah keduanya wafat? Jawabannya,” bias, dengan tiga hal yaitu :
1.       Menjadi anak yang sholeh karena mempunyai anak yang sholeh merupakan dambaan orang tua
2.       Mempererat tali persaudaraan dengan kerabat dekat dan kenalan orang tua
3.       Mendoakan /memohon ampunan ke dua orang tua serta bersedekah untuk keduanya


  Al –ala’ ibn abdurahman meriwayatkan dari ayahnya dari abu hurairah r.a bahwa nabi saw bersabda:
Apabila  anak adam menginggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga, yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh.”
Di sebutkan, bahwa ada seseorang dari bani salimah datang kepada nabi saw. Dan berkata :
sesungguhnya kedua orang tua ku sudah meninggal dunia, maka apakah masih ada jalan untuk berbuat baik kepada keduanya?” beliau bersabda,” Ya, yaitu memohonkan ampun bagi keduanya, melaksanakan janji wasiat keduanya, menghormati teman-teman keduanya, dan mempererat tali persaudaraan dengan kerabat keduanya.”




0 komentar: